Minggu, 15 Juni 2008

KEMAKSIATAN SUMBER BENCANA

Kemaksiatan Sumber Bencana, Ketaatan Sumber Nikmat

Seperti yang Allah perlihatkan kepada kita dari tanda-tanda kekuasaan-Nya di alam semesta dan didalam diri kita sendiri, dan dari apa yang Dia tegaskan dalam kitab-Nya, bahwa sesungguhnya kemaksiatan itu sumber musibah (bencana). Musibah dan balasan buruk berasal dari amal yang buruk. Sedangkan taat, sumber nikmat. Maka amal ihsan seseorang akan membuahkan ihsan. Allah berfirman, “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)”. (QS. 42:30)

“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri...” (QS. 4:79)

“Sesungguhnya orang-orang yang berpaling di antaramu pada hari bertemu dua pasukan itu, hanya saja mereka digelincirkan oleh syaitan, disebabkan sebagian kesalahan yang telah mereka perbuat (di masa lampau) dan sesungguhnya Allah telah memberi maaf kepada mereka...” (QS. 3:155)

“Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar) kamu berkata: "Dari mana datangnya (kekalahan) ini" Katakanlah: "Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri". (QS. 3:165)

“Atau kapal-kapal itu dibinasakan-Nya karena perbuatan mereka atau Dia memberi maaf sebagian besar dari (mereka)”. (QS. 42:34)

“...Dan jika mereka ditimpa kesusahan disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri (niscaya mereka ingkar) karena sesungguhnya manusia itu amat ingkar (kepada nikmat)”. (QS. 42:48)

“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengajak mereka, sedang kamu berada diantara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengajak mereka, sedang mereka meminta ampun". (QS. 8:33)

Allah telah memberitahukan siksa yang telah ditimpakan kepada umat-umat-Nya yang berbuat dzalim, seperti umat Nabi Nuh, kaum Ad, Tsamud, kaum Nabi Luth, penduduk Madyan dan pengikut Fir’aun, didunia, dan juga Allah memberitahukan siksa-Nya yang akan ditimpakan kepada mereka di akhirat.

Diceritakan dalam al-Qur’an, seorang yang beriman dari pengikut Fir’aun berkata, “Dan orang yang beriman itu berkata:"Hai kaumku, sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa (bencana) seperti peristiwa kehancuran golongan yang bersekutu, (Yakni) seperti keadaan kaum Nuh, 'Aad, Tsamud dan orang-orang yang datang sesudah mereka.Dan Allah tidak menghendaki berbuat kezaliman terhadap hamba-hamba-Nya. Hai kaumku, sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan siksaan hari panggil-memanggil, (yaitu) hari (ketika) kamu (lari) berpaling ke belakang, tidak ada bagimu seorangpun yang menyelamatkan kamu dari (azab) Allah, dan siapa yang disesatkan Allah, niscaya tidak ada baginya seorangpun yang akan memberi petunjuk”. (QS. 40: 30-33)

“Seperti itulah azab (dunia). Dan sesungguhnya azab akhirat lebih besar jika mereka mengetahui”. (QS. 68:33)

“...Nanti mereka akan kami siksa dua kali kemudian mereka akan di kembalikan kepada azab yang besar”. (QS. 9:101)

“Dan sesungguhnya Kami merasakan kepada mereka sebagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat); mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (QS. 32:21)

Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata. Yang meliputi manusia.Inilah azab yang pedih, (Mereka berdo'a):"Ya Tuhan kami, lenyapkanlah dari kami azab itu.Sesungguhnya kami akan beriman. Bagaimanakah mereka dapat menerima peringatan, padahal telah datang kepada mereka seorang rasul yang memberi penjelasan, kemudian mereka berpaling daripadanya dan berkata: "Dia adalah seorang yangmenerima ajaran (dari orang lain) lagi pula seorang yang gila. Sesungguhnya (kalau) Kami akan melenyapkan siksaan itu agak sedikit sesungguhnya kamu akan kembali (ingkar). (Ingatlah) hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras. Sesungguhnya Kami adalah Pemberi balasan”. (QS. 44: 10-16)

Dari kebanyakan surat-surat yang mengandung peringatan, Allah menyebutkan siksa yang ditimpakan-Nya kepada orang-orang yang berbuat kejahatan didunia, maupun siksa-Nya diakhirat kelak. Terkadang Dia menyebutkan balasan diakhirat saja, karena siksa diakhirat maha dahsyat, juga pahalanya amat besar, dan akhirat itu alam kekal. Dan tak jarang Dia hanya menyebutkan pahala dan siksa sebagai iringan.

Contohnya, seperti firman Allah tentang kisah Nabi Yusuf as., “Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir; (dia berkuasa penuh) pergi menuju kemana saja ia kehendaki di bumi Mesir iti. Kami melimpahkan rahmat Kami kepada siapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik. Dan sesungguhnya pahala diakhirat itu lebih baik, bagi orang-orang yang beriman dan selalu bertaqwa”. (QS. 12: 56-57)

“Karena itu Allah memberikan pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan”. (QS. 3:148)

“Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia.Dan sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui, (yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakkal”. (QS. 16: 41-42)

Firman Allah lagi tentang Nabi Ibrahim as., “Dan Kami anugerahkan kepada Ibrahim, Ishak dan Ya'kub, dan Kami jadikan kenabian dan Al-Kitab pada keturunannya, dan Kanmi berikan padanya balasan di dunia, dan sesungguhnya dia di akhirat, benar-benar termasuk orang-orang yang saleh”. (QS. 29:27)

Keterangan Allah tentang siksa didunia dan akhirat terdapat dalam surat An-Nazi’at, firman-Nya, “Demi (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras, dan (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah lembut.” (QS. 79: 1-2)

Kemudian Allah berfirman, “(Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama menggoncangkan alam, tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan kedua”. (QS. 79: 6-7)

Lantas Dia menyebutkan hari kiamat dengan firman-Nya, “Sudahkah sampai kepadamu (ya Muhammad) kisah Musa, Tatkala Tuhannya memanggilnya di lembah suci ialah lembah Thuwa; Pergilah kamu kepada Fir'aun, susungguhnya dia telah melampaui batas, (QS. 79: 15-17)

Hingga kepada firman-Nya, “Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya)”. (QS. 79:26)

Selanjutnya Allah menjelaskan dengan terinci permulaan penciptaan (kehidupan) dan tempat kembali (akhir kehidupan dunia) dengan firman-Nya, “Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit Allah telah membangunnya”, (QS. 79:27)

Sampai kepada firman-Nya, “Maka apabila malapetaka yang sangat besar (hari kiamat) telah datang. Pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya, dan diperlihatkan neraka dengan jelas kepada setiap orang yang melihat. Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). (QS. 79: 34-39)

Demikian juga dalam surat Al-Muzzamil (73) Allah berfirman, “Dan biarkanlah Aku (saja) bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang mempunyai kemewahan dan beri tangguhlah mereka barang sebentar. Karena sesungguhnya pada sisi Kami ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang bernyala-nyala, Dan makanan yang menyumbat di kerongkongan dan azab yang pedih”. (QS. 73: 11-13)

Hingga kepada firman-Nya, “sebagaimana Kami telah mengutus (dahulu) seorang Rasul kepada Fir'aun. Maka Fir'aun mendurhakai Rasul itu, lalu Kami siksa dia dengan siksaan yang berat”. (QS. 73: 15-16)

Dalam surat Al-Haqqah (69) Allah berfirman sebagai berikut:

“Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup, dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. Maka pada hari itu terjadilah kiamat, dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah. Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hri itu delapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka. Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah). Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata:"Ambillah, bacalah kitabku (ini)". Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku. Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai, dalam surga yang tinggi, Buah-buahannya dekat, (kepada mereka dikatakan):"Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal ang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu". Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya dari sebelah kirinya, maka dia berkata:"Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini), Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku, Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu, Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaan dariku". (Allah berfirman):"Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya". Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta. Sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada Allah Yang Maha Besar. Dan juga dia tidak mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang miskin. Maka tiada seorang temanpun baginya pada hari ini di sini. Dan tiada (pula) makanan sedikitpun (baginya) kecuali dari darah dan nanah. Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa”. (QS. 69: 13-37)

“Seperti itulah azab (dunia). Dan sesungguhnya azab akhirat lebih besar jika mereka mengetahui”. (QS. 68:33)

“Apakah belum datang kepadamu (hai orang-orang kafir) berita orang-orang kafir dahulu Maka mereka telah merasakan akibat yang buruk dari perbuatan mereka dan mereka memperoleh azab yang pedih. Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya telah datang kepada mereka Rasul-Rasul mereka (membawa) keterangan-keterangan lalu mereka berkata:"Apakah manusia yang akan memberi petunjuk kepada kami" lalu mereka ingkar dan berpaling; dan Allah tidak memerlukan (mereka). Dan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. Orang-orang yang kafir mengatakan, bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah:"Tidak demikian, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (QS. 64: 5-7)

Dan banyak lagi ayat yang menceritakan keadaan orang yang mengingkari para Rasul dan ayat yang senada dengannya.[]

Tidak ada komentar: