Senin, 04 April 2011

Keutamaan Shalat Shubuh Dan Ashar

1044. Dari Abu Musa r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa yang bersembahyang shalat bardain - yakni shalat Subuh dan shalat Asar, maka ia akan masuk syurga." (Muttafaq �alaih)

1045. Dari Abu Zuhair iaitu Umarah bin Ruwaibah r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Tidak akan masuk neraka seseorang yang bersembahyang sebelum terbitnya matahari dan sebelum terbenamnya," yakni shalat Subuh dan shalat Asar. (Riwayat Muslim)

1046. Dari Jundub bin Sufyan r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa yang bersembahyang Subuh, maka ia adalah dalam tanggungan Allah - yakni mengenai keselamatan dirinya dan Iain-Iain. Maka perhatikanlah, hai anak Adam - yakni manusia, janganlah sampai Allah itu menuntut kepadamu sesuatu dari tanggungannya." (Riwayat Muslim)

Keterangan Hadis di atas harap dilihat dalam Hadis no. 388.


1047. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Berganti-gantilah untuk menyertai engkau semua beberapa malaikat di waktu malam dan beberapa malaikat di waktu siang. Mereka sama berkumpul dalam shalat Subuh dan shalat Asar. Kemudian naiklah malaikat yang bermalam denganmu semua itu, lalu Allah bertanya kepada mereka, padahal sebenarnya Allah adalah lebih Maha Mengetahui tentang hal-ihwal hamba-hamba-Nya, tanyaNya: "Bagaimanakah engkau semua meninggalkan hamba-hambaKu?" lalu para malaikat itu menjawab: "Kita meninggalkan mereka dan mereka sedang melakukan shalat dan sewaktu kita mendatangi mereka itu, juga di waktu mereka melakukan shalat." (Muttafaq �alaih)

1048. Dari Jarir bin Abdullah al-Bajali r.a., katanya: "Kita semua ada di sisi Nabi s.a.w. Beliau s.a.w. lalu melihat bulan di malam bulan purnama - yakni tanggal empat belas bulan hijriyah, kemudian beliau bersabda: "Engkau semua akan dapat melihat Tuhanmu sebagaimana engkau semua melihat bulan ini, tidak akan memperoleh kesukaran engkau semua dalam melihatNya itu. Maka jikalau engkau semua dapati tidak akan dialahkan oleh shalat sebelum terbitnya matahari dan sebelum terbenamnya, maka lakukanlah itu," maksudnya jangan sampai dialahkan oleh sesuatu hal sehingga tidak melakukan kedua shalat itu dan jelasnya ini adalah merupakan perintah wajib. (Muttafaq �alaih)

Dalam suatu riwayat disebutkan: "Beliau s.a.w. lalu melihat ke bulan pada malam bulan purnama itu - yakni bulan tanggal empat belas."

1049. Dari Buraidah r.a., katanya: "Nabi s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang meninggalkan shalat Asar, maka leburlah -yakni rosaklah - amal kelakuannya." (Riwayat Bukhari)
Keutamaan Berjalan Ke Masjid


1050. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Barangsiapa pergi ke masjid pada waktu pagi atau petang hari, maka Allah menyediakan untuknya suatu hidangan - yang lazim diberikan untuk tamu - di syurga, setiap kali ia pergi pagi atau petang hari itu." (Muttafaa�alaih)

1051. Dari Abu Hurairah r.a. pula bahawasanya Nabi s.a.w. bersabda:

" Barangsiapa yang bersuci di rumahnya kemudian ia pergi ke salah satu dari beberapa rumah Allah - yakni masjid - untuk menyelesaikan salah satu shalat wajib dari beberapa shalat yang diwajibkan oleh Allah, maka langkah-langkahnya itu yang selangkah dapat menghapuskan satu kesalahan sedang langkah yang lainnya dapat menaikkan satu darjat." (Riwayat Muslim)

1052. Dari Ubay bin Ka�ab r.a., katanya: "Ada seorang dari golongan sahabat Anshar yang saya tidak mengetahui seseorang pun yang rumahnya lebih jauh letaknya dari rumah orang itu jikalau hendak ke masjid, tetapi ia tidak pernah terlambat oleh sesuatu shalat - yakni setiap shalat fardhu ia mesti mengikuti berjamaah. Kepadanya dikatakan: "Alangkah baiknya jikalau engkau membeli seekor keledai yang dapat engkau naiki di waktu malam gelap gulita serta di waktu teriknya panas matahari." la menjawab: "Saya tidak senang kalau rumahku itu ada di dekat masjid, sesungguhnya saya ingin kalau jalanku sewaktu pergi ke masjid dan sewaktu pulang dari masjid untuk kembali ke tempat keluargaku itu dicatat pahalanya untukku."

Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Allah telah mengumpulkan untuk pahala kesemuanya itu - yakni waktu pergi dan pulangnya semuanya diberi pahala." (Riwayat Muslim)

1053. Dari Jabir r.a., katanya: "Ada beberapa bidang tanah di sekitar masjid itu kosong, lalu keluarga Bani Salimah berkehendak akan berpindah di dekat masjid. Hal itu sampai terdengar oleh Nabi s.a.w., lalu beliau bersabda kepada mereka: "Ada berita yang sampai kepadaku bahawa engkau semua hendak berpindah di dekat masjid." Mereka menjawab: "Benar, ya Rasulullah. Kita memang berkehendak demikian." Beliau lalu bersabda lagi: "Hai keluarga Bani Salimah, bekas langkah-langkahmu - ke masjid itu - dicatat pahalanya untukmu semua. Maka itu tetaplah di rumah-rumahmu itu saja, tentu dicatatlah bekas langkah-langkahmu semua itu." Mereka lalu berkata: "Kita tidak senang lagi untuk berpindah."

Diriwayatkan oleh Imam Muslim. Imam Bukhari juga meriwayat-kan yang semakna dengan Hadis di atas dari riwayat Anas.

1054. Dari Abu Musa r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya sebesar-besar manusia perihal pahalanya dalam shalat ialah yang terjauh di antara mereka itu tentang jalannya lalu lebih jauh lagi. Dan orang yang menantikan shalat sehingga ia dapat mengikuti shalat itu bersama imam adalah lebih besar pahala-daripada orang yang melakukan shalat itu - dengan munfarid -lalu ia tidur." (Muttafaq �alaih)

1055. Dari Buraidah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang berjalan di waktu malam ke masjid-masjid bahawa mereka akan memperolehi cahaya yang sempurna besok pada hari kiamat." (Riwayat Abu Dawud dan Termidzi)

1056. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sukakah engkau semua kalau saya tunjukkan akan sesuatu amalan yang dapat melebur semua kesalahan dan dengan-nya dapat pula menaikkan beberapa darjat?" Para sahabat menjawab: "Baiklah, ya Rasulutlah." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Iaitu menyempurnakan wudhu� sekalipun menemui beberapa hal yang tidak disenangi - seperti terlampau dingin dan sebagainya, banyak-nya melangkahkan kaki untuk ke masjid dan menantikan shalat sesudah melakukan shalat. Itulah yang dapat disebut ribath, itulah yang disebut ribath - perjuangan menahan nafsu untuk memper-banyak ketaatan pada Tuhan." (Riwayat Muslim)

1057. Dari Abu Said al-Khudri r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Jikalau engkau semua melihat seseorang membiasakan -pulang pergi - ke masjid, maka saksikanlah ia dengan keimanan -yakni bahawa orang itu benar-benar orang yang beriman. Allah Azza wa jalla berfirman: "Hanyasanya yang meramaikan masjid-masjidnya Allah ialah orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir."* sampai ke akhir ayat.

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan.

* Kelengkapan isi ayat di atas, yang tercantum dalam surat al-Bara�ah atau at-Taubah, ayat 16, ertinya adalah sebagai berikut:

"Serta mendirikan shalat dan menunaikan zakat, juga tidak takut melainkan kepada Allah. Maka mudah-mudahanlah mereka itu termasuk golongan orang-orang yang rnemperolehi petunjuk benar - dari Tuhan."
Keutamaan Menantikan Shalat


1058. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Seseorang di antara engkau semua itu masih tetap dianggap dalam shalat, selama shalat itu menyebabkan ia tertahan. jadi tidak ada yang menghalang-halangi ia untuk kembali ke tempat keluarga itu melainkan kerana menantikan shalat." (Muttafaq �alaih)

1059. Dari Abu Hurairah r.a., pula bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Dan malaikat itu mendoakan kepada seseorang di antara engkau semua supaya mendapatkan kerahmatan, selama orang itu masih ada di dalam tempat shalatnya yang ia bersembahyang di situ, juga selama ia belum berhadas. Malaikat itu mengucapkan: "Ya Allah, ampunilah orang itu, ya Allah, belas kasihanilah ia." (Riwayat Bukhari)

1060. Dari Anas r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. mengakhirkan shalat Isya� pada suatu malam sampai ke pertengahan malam, kemudian beliau s.a.w. menghadap - kepada orang banyak - dengan wajahnya setelah selesai bersembahyang, lalu beliau s.a.w. bersabda: "Orang-orang sudah bersembahyang dan mereka telah tidur dan engkau semua senantiasa dianggap dalam melakukan shalat, sejak engkau semua menantikan shalat itu." (Riwayat Bukhari)
Keutamaan Shalat Jama�ah


1061. Dari Ibnu Umar radhiallahu �anhuma bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Shalat jamaah adalah lebih utama dari shalat fadz - yakni sendirian -dengan kelebihan dua puluh tujuh darjat." (Muttafaq �alaih)

1062. Dari Abu Hurairah r.a. katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Shalatnya seseorang lelaki dalam jamaah itu dilipat gandakan pahalanya melebihi shalatnya di rumahnya secara sendirian -munfarid - atau di pasarnya dengan dua puluh lima kali lipatnya. Yang sedemikian itu ialah kerana bahawasanya apabila seseorang itu berwudhu� lalu memperbaguskan cara wudhu�nya, kemudian keluar ke masjid, sedang tidak ada yang menyebabkan keluarnya itu melainkan kerana hendak bersembahyang, maka tidaklah ia melangkah sekali langkah, melainkan dinaikkanlah untuknya sedarjat dan dihapuskan daripadanya satu kesalahan. Selanjutnya apabila ia bersembahyang, maka para malaikat itu senantiasa mendoakan untuknya supaya ia memperolehi kerahmatan Allah, selama masih tetap berada di tempat shalatnya, juga selama ia tidak berhadas. Ucapan malaikat itu ialah: "Ya Allah, berikanlah kerahmatan pada orang itu; ya Allah, belas-kasihanilah ia." Orang tersebut dianggap berada dalam shalat, selama ia menantikan shalat - jamaah." (Muttafaq �alaih)

Ini adalah lafaznya Imam Bukhari.

1063. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Ada seorang lelaki buta matanya datang kepada Nabi s.a.w. lalu berkata: "Ya Rasulullah, saya ini tidak mempunyai seorang pembimbing yang dapat membimbing saya untuk pergi ke masjid," lalu ia meminta kepada Rasulullah s.a.w. supaya diberi kelonggaran untuk bersembahyang di rumahnya saja, kemudian beliau s.a.w. memberikan kelonggaran padanya. Setelah orang itu menyingkir, lalu beliau s.a.w. memanggilnya dan berkata padanya: "Adakah engkau mendengar azan shalat?" Orang itu menjawab: "Ya, mendengar." Beliau s.a.w. bersabda lagi: "Kalau begitu, kabulkanlah isi azannya itu."

Maksudnya: Datanglah untuk mengikuti jamaah, kalau menghendaki banyak fadhilah. (Riwayat Muslim)

1064. Dari Abdullah, ada yang mengatakan: �Amr bin Qais yang terkenal dengan sebutan Ibnu Ummi Maktum, seorang muazzin r.a. bahawasanya ia berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya Madinah ini banyak sekali binatang melatanya - seperti ular, kala dan Iain-Iain - juga banyak binatang buasnya." Kemudian Rasulullah s.a.w. ber-sabda: "Apakah engkau mendengar ucapan Hayya �alas shalah dan Hayya �alal falah? - maksudnya: Apakah engkau mendengar bunyi azan? Kalau memang mendengar, maka marilah datang ke tempat berjamaah."

Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad hasan.

Hayya �ala ertinya marilah datang.

Tidak ada komentar: