Minggu, 02 Maret 2008

Gibah

Dan janganlah sebagian kalian meng-ghibbah sebagian yang lainnya, sukakah kalian jika nanti (di hari Kiamat) memakan daging bangkai saudara kalian tersebut, pasti (saat itu kelak) kalian akan merasa sangat jijik…” (QS 49/12)

MAKNA GHIBAH

1. Secara Bahasa: Merupakan musytaq dari al-ghib, artinya lawan dari nampak, yaitu segala sesuatu yang tidak diketahui bagi manusia baik yang bersumber dari hati atau bukan dari hati. Maka ghibah menurut bahasa ialah: Membicarakan orang lain tanpa sepengetahuannya baik isi pembicaraan itu disenanginya ataupun tidak disenanginya, kebaikan maupun keburukan.

2. Secara Definisi: Seorang muslim membicarakan saudaranya sesama muslim tanpa sepengetahuannya tentang hal-hal keburukannya dan yang tidak disukainya, baik dengan tulisan maupun lisan, terang-terangan maupun sindiran. Sebagaimana disebutkan dalam hadits bahwa nabi SAW pada suatu hari bersabda:

Tahukah kalian apa itu ghibah? Jawab para sahabat : ALLAH dan rasul-NYA yang lebih mengetahui. Maka kata nabi SAW: Engkau membicarakan saudaramu tentang apa yang tidak disukainya. Kata para sahabat: Bagaimana jika pada diri saudara kami itu benar ada hal yang dibicarakan itu? Jawab nabi SAW: Jika apa yang kamu bicarakan benar-benar ada padanya maka kamu telah meng-ghibah-nya, dan jika apa yang kamu bicarakan tidak ada padanya maka kamu telah membuat kedustaan atasnya. (HR Muslim/2589, Abu Daud 4874, Tirmidzi 1935)

BENTUK-BENTUK SERTA JENIS-JENIS GHIBAH

1. Aib dalam Agama. Seperti kata-katamu pada sesama muslim: Dia itu fasiq, atau fajir (suka berbuat dosa), pengkhianat, zhalim, melalaikan shalat, meremehkan terhadap najis, tidak bersih kalau bersuci, tidak memberikan zakat pada yang semestinya, suka meng-ghibah, dan sebagainya.

2. Aib Fisik. Seperti kata-katamu pada sesama muslim: Dia itu buta, tuli, bisu, lidahnya pelat/cadel, pendek, jangkung, hitam, gendut, ceking, dan sebagainya.

3. Aib Duniawi: Seperti kata-katamu pada sesama muslim: Dia itu kurang ajar, suka meremehkan orang lain, tukang makan, tukang tidur, banyak omong, sering tidur bukan pada waktunya, duduk bukan pada tempatnya, dan sebagainya.

4. Aib Keluarganya. Seperti kata-katamu pada sesama muslim: Dia itu bapaknya fasik, Cina, tukang batu, dan lain-lain.

5. Aib Karakter. Seperti kata-katamu pada sesama muslim: Dia itu buruk akhlaqnya, sombong, pendiam, terburu-buru, lemah, lemah hatinya, sembrono, dan lain-lain.

6. Aib Pakaian. Kedodoran bajunya, kepanjangan, ketat, melewati mata kaki, kucel/dekil, dan sebagainya.

7. Ghibah dikalangan Ulama. Seperti kata-katamu pada sesama muslim: Bagaimana sih kabarnya? (dengan maksud meremehkan), semoga ALLAH memperbaikinya, semoga ALLAH mengampuninya, kita memohon ‘afiah dari ALLAH, semoga ALLAH memaafkan kita karena kurang rasa malu, dan sebagainya semua kata dan doa yang maksudnya mengecilkan kedudukan orang lain.

8. Prasangka Buruk Tanpa Alasan. Prasangka buruk merupakan ghibah hati.

9. Mendengar Ghibah. Tanpa mengingkari/menegur, dan tidak meninggalkan majlis tersebut.

HUKUM GHIBAH DALAM ISLAM

Ghibah hukumnya haram dalam syariat Islam berdasarkan ijma’ kaum muslimin karena dalil-dalil yang jelas dan tegas baik dalam kitab maupun sunnah, diantaranya:

1. Bersabda nabi SAW saat hajji wada’:

“Hari apakah ini?!” Jawab semua manusia yang hadir ketika itu: Hari Arafah ya rasuluLLAH.. Tanya nabi SAW lagi: “Di tanah apakah ini?!” Jawab manusia yang hadir: Di tanah haram ya rasuluLLAH… Tanya nabi SAW lagi: “Bulan apakah ini?!” Jawab manusia lagi: Bulan haram ya rasuluLLAH… Maka kata nabi SAW: “Sesungguhnya darah-darah kalian, harta-harta kalian, kehormatan-kehormatan kalian haram hukumnya atas kalian, sama seperti haramnya hari ini, di tanah ini dan di bulan ini !!! Apakah sudah aku sampaikan pada kalian?!” Maka jawab manusia yang hadir: Sudah wahai rasuluLLAH.. Maka kata nabi SAW lagi: “Ya ALLAH saksikanlah sudah aku sampaikan…” (HR Bukhari 1/145-146, Muslim 1679)

2. Bersabda nabi SAW:

“Barangsiapa yang membela kehormatan saudaranya sesama muslim, maka ALLAH SWT akan membelanya dari neraka kelak di hari Kiamat.” (HR Tirmidzi 1932, Ahmad 6/450)

3. Bersabda nabi SAW:

“Ketika aku dimi’rajkan aku melihat ada 1 kaum yang memiliki kuku-kuku panjang dari tembaga, sedang mencakari muka-muka dan dada-dada mereka sendiri. Maka aku bertanya pada Jibril: Siapa mereka ini? Jawab Jibril: Mereka adalah orang-orang yang suka memakan daging manusia dengan merusak kehormatan mereka.” (HR Abu Daud 4878 dan Ahmad 3/224)

4. Nabi SAW berdiri untuk shalat, lalu beliau SAW bertanya:

“Dimana Malik bin Dukhsyum?” Maka ada yang menjawab: Ia sudah munafik wahai rasuluLLAH, tidak lagi mencintai ALLAH dan rasul-NYA. Maka jawab nabi SAW: “Jangan sekali-kali kamu berani berkata begitu! Tidakkah kamu lihat ia mengucapkan Lailaha ilaLLAH karena mengharap keridhaan-NYA?! Sungguh ALLAH SWT telah mengharamkan neraka bagi orang yang mengucapkan La ilaha illaLLAH karena mengharapkan keridhaan-NYA.” (HR Bukhari 3/49-50, Muslim 1/455)

5. Bersabda nabi SAW:

“Muslim dengan muslim lainnya itu bersaudara, tidak boleh mengkhianati, mendustakan dan menghina. Setiap muslim dengan muslim lainnya haram kehormatan, harta dan darahnya. Taqwa itu disini! (sambil nabi SAW menunjuk pada dadanya) Cukup disebut seorang itu jahat jika ia mencaci saudaranya sesama muslim.” (HR Muslim 2564)

6. Bersabda nabi SAW pada Aisyah ra ketika Aisyah ra berkata tentang Shafiyyah ra:

Apakah cukup bagi anda Shafiyyah yang begitu? (maksudnya pendek badannya). Maka jawab nabi SAW: “Sungguh engkau sudah mengucapkan 1 kata yang seandainya dicampur dengan air lautan maka niscaya akan berubah lautan itu karenanya.” (HR abu Daud 4875, Tirmidzi 2504-2505, Ahmad 6/189).

Sehingga berkata Imam Nawawi rahimahuLLAH:

Diantara peringatan yang paling hebat tentang akibat ghibbah adalah hadits ini dan aku tidak pernah menemukan hadits yang lebih keras peringatannya tentang masalah ini selain hadits ini.

Tidak ada komentar: