Minggu, 11 Mei 2008

MEMBEDAH KEPEMIMPINAN BAROKAH

Islam sangat memberikan perhatian yg lebih pada masalah kepemimpinan, karena hidup ini harus ada yang memimpin dan tidak boleh ada kekosongan kepemimpinan dalam pandangan Islam. Dulu pada awal Islam pemimpin kaum muslimin adalah langsung dipimpin oleh Rasul dengan bimbingan wahyu Allah. Betapa pentingnya kepemimpinan dalam Islam bisa dilihat dalam sejarah saat-saat meninggalnya Nabi Muhammad SAW. Ketika saat itu sempat tertunda pemakaman Rasulullah, dimana para sahabat berkumpul dirumah bani Saits untuk memilih kepemimpinan para kaum muslimin. Para shahabat mendahulukan pemilihan kepemimpinan ini karena menyadari betapa pentingnya keberadaan seorang pemimpin dan kepemimpinan itu tidak boleh kosong. Kita ketahui bersama bahwa waktu itu terpilih Abu Bakar sebagai pemimpin kaum muslimin dan kita ketahui bersama apa saja alasan para shahabat memilih Abu Bakar menjadi pemimpin. Alasan tersebut seperti:
- Abu Bakar paling tua diantara para shahabat.

- Abu Bakar paling dekat kepada Nabi, terlihat sebagai orang yang menemani Rasulullah saat hijrah.
- Ketika Nabi sedang sakit parah, maka Abu Bakar lah yang ditunjuk Rasulullah sebagai imam sholat.
- Abu Bakar lah orang yang pertama kali membenarkan Isra' Mi'raj Rasulullah dan mendapat gelar ash-shidiq.
- dll.

Pada saat ini ummat Islam Indonesia sedang terpusat pada pemilihan presiden, karena memang masyakat Indonesia mayoritas muslim, dan ummat Islam dan Islam sendiri sangat mementingkan dalam masalah kepemimpinan. Karena pemimpin itu merupakan wahyu Allah dimuka bumi yang disebut kholifah, yang artinya pengganti.

Jadi pemimpin seperti apa yg sebaiknya diangkat oleh ummat Islam Indonesia ini? Secara ummum Al-Qur'an sudah memberikan kriteria pemimpin yg harus dipilih yaitu: "Dan sesungguhnya telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (sesudah Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh" (QS Al Ambiya':105). Jadi yang mendapat mandat mengurusi manusi dimuka bumi ini hanyalah orang-orang sholeh, bukan orang-orang kafir yang akan membuat kerusakan dimuka bumi. Jika orang kafir memimpin dimuka bumi ini, maka terlihatlah dunia ini bukan semakin baik, tapi malah rusak dan hancur dunia ini.

Terus, bagaimana kriteria orang sholeh itu? bisa dilihat ayat Allah: "Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah)" (QS Al Maidah:55). Jadi kriteria orang sholeh yaitu:
- Mendirikan sholat,
- Membayar zakat,
- Tunduk pada aturan Allah

Pada suatu hadist, apabila ada 3 orang sedang berpergian (musyafir) maka hendaklah kamu mengangkat salah seorang imam diantara kalian. Jika 3 orang saja perlu diangkat pemimpin, maka apalagi negara Indonesia yang jumlah penduduklah sekitar 200 juta, maka urgensi pemimpin sangat-sangat perlu dibicarakan dan diangkat seorang sebagai pemimpin. Pada kondisi akan pemilihan presiden, maka ummat Islam dianjurkan tidak golput. Boleh golput bila pada kondisi ummat Islam pada suatu komunitas dimana calon-calon presiden bukan orang islam / kafir. Pada kasus akan pemilu presiden mendatang, maka wajib dipilih capres yang memenuhi kualifikasi kesholehan dan diambil yang paling sholeh. Hal ini seperti saat memilih seseorang untuk menjadi imam sholat, yaitu:
- orang yang lebih fasih bacaannya.
- orang yang lebih paham sunah-sunnah Nabi.
- orang yang lebih dulu berhijrah/masuk Islam.
- orang yang lebih tua dalam umur/lebih cerdas.
Bisa juga melihat sifat Nabi sebagai kriteria untuk menjadi pemimpin, yaitu:
- shidiq, orang yang benar.
- amanah, orang yang jujur.
- tabligh, menyampaikan pesan-pesan Illahiyah.
- fathonah, orang yang cerdas, meliputi kecerdasan intektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual.

Jika pada posisi ada 2 calon pemimpin yang sama-sama cerdas, tetapi dalam hal kedekatan pada orang kafir berbeda, maka dipilih calon pemimpin yg dibenci orang kafir tersebut dan ditinggalkan memilih calon pemimpin yang dekat pada orang kafir.

Dalam agama Islam ada 2 komponen yang tidak bisa terpisahkan, yaitu:
- kekuasaan
- agama
Seperti kata Ibnu Taimiyyah: agama Islam tidak akan bisa tegak/abadi tanpa ditunjang oleh kekuasaan dan kekuasaan tidak bisa langgeng tanpa ditunjang dengan agama..

Tidak ada komentar: